From : Randy cayank :*
Time : 6.12 am / May, 14th 2012
Abis mimpiin kamu, jadi
kangen sayank lagi
Padahal baru ketemu
kemaren.
Masih
bersiap untuk berangkat ke sekolah, tiba-tiba saja getar sms itu mengagetkan
Wina. Begitulah cewek “calm” dan berambut “wave” ini biasa di panggil. Ia yang
telah hampir satu tahun menjalani hubungan dengan Randy itu cukup ceria di pagi
yang cerah ini. Sementara Randy adalah laki-laki jangkung yang tak begitu
tampan namun terlihat begitu kharismatik di mata Wina. Laki-laki yang begitu
Wina cintai dan mencintainya. Kehidupan cinta mereka banyak dihiasi kebahagiaan
serta kasih sayang, seringkali hal ini membuat teman-temannya iri dengan
mereka.
To : Randy cayank :*
Time : 6.14 am / May, 14th 2012
Mimpi gimana
sayank?? Aku juga kangen kamu,,
Pengen deket
terus :*
From : Randy cayank :*
Time : 6.15 am / May, 14th 2012
So sweet
pokoknya yank, nanti aja aku critain,,
Pulang jam
berapa? Aku jemput ya?
Usia
mereka memang terpaut jauh tapi itu tak pernah menjadi penghalang. Walaupun mereka
juga menjalani studi di tempat yang berbeda, dengan kepercayaan yang di berikan
masing-masing membuat hubungan mereka selalu saja harmonis.
~oOo~
Siang hari, sepulang sekolah Wina
mencoba untuk menghubungi pacarnya, memastikan bahwa ia sudah berada di depan
sekolahnya. Namun, sudah berkali-kali ia hanya mendengar suara operator yang
mengatakan “nomor yang anda tuju sedang berada di luar jangkauan”. Hal ini tentu membuat Wina gelisah. Ia
berpikiran buruk tentang pacarnya, walaupun Alice teman dekatnya berusaha untuk
menenangkan. Sampai akhirnya Randy mengirimkan pesan “Maaf yank, gak bisa
ketemu sekarang. Tadi aku dijemput anak-anak buat berangkat ke jogja sekarang.
Gak ada signal, gak bisa sms. Jangan galau yaa, I love you :*”. Meski sedikit
kecewa namun Wina masih bersyukur, ternyata apa yang dia pikirkan itu salah.
Menunggu hingga tiga hari, akhirnya
kabar dari Randy pun datang, ia telah kembali ke kota pendidikan; Malang. Ia
pun ingin segera bertemu dengan pacar terkasih. Namun sayang, keinginan itu
harus tertunda. Sebagai siswa yang cerdas bagi Wina tanggal merah bukan berarti
libur. Apalagi bulan depan ia harus mewakili sekolahnya untuk mengikuti sebuah
olimpiade. Hari itu juga ia sudah di tunggu di sebuah hotel untuk menjalani
pelatihan.
Wina pun mencoba meminta pengertian
Randy, tapi sepertinya rasa rindu itu sudah benar-benar menyelimuti Randy,
hingga Wina harus mendengar pacarnya menangis untuk yang pertama kalinya dalam
pembicaraan di telepon itu. Tak ingin Randy terlalu sedih ia pun berjanji, jika
jadwal ia latihan bisa selesai sebelum pukul 11 maka rencana untuk bertemu akan
tetap berlangsung.
~oOo~
Keesokan
harinya, tepat dengan perkiraan Wina, sebelum jam 11 ia telah selesai dengan
pelatihannya. Dengan sangat bahagia ia memberitahukan kabar ini pada Randy.
Seperti rencana awal, siang itu juga Randy datang ke rumah sang pacar. Randy
mengajak Wina keluar, tujuan mereka juga sudah tak asing lagi. Tempat favorit
mereka; bukit gersang. Lucu memang mendengar bukit ini sebagai bukit gersang.
Dalam pikiran kita jika mendengar kata “bukit” maka akan terlintas sebuah
bayangan akan bukit yang hijau nan indah, namun tidak untuk bukit yang menjadi
tempat persinggahan Randy dan Wina ini. Bukit ini justru gersang tak satupun
bunga menghiasi, hanya satu pohon beringin yang berada tepat di
tengah-tengahnya. Tak terlalu besar, tapi cukup untuk memayungi mereka berdua
agar tak terlalu merasakan teriknya surya. Entah apa yang membuat bukit itu
begitu spesial, yang mereka berdua tahu, mereka dapat saling bertukar cerita,
bercanda merasakan kebersamaan yang membuat keduanya semakin tak ingin
kehilangan.
Tak
lama kemudian, Randy mengeluarkan sebuah bungkusan dari tasnya. Wina pun segera
membuka isi dari bungkusan itu, sebuah T-shirt berwarna putih dengan lambang
wanita sebagai gambar di tengahnya. Randy membuka resleting jaketnya dan
menunjukkan baju yang ia pakai, T-shirt berwarna sama namun dengan lambang
laki-laki. Ini T-shirt couple, iyaa couple. Seperti hati mereka yang juga
berpasangan. Wina pun memeluk Randy yang berada tak jauh di depannya. “Makasih
sayang” ucap Wina.
Sinar
matahari mulai malu untuk menampakkan cahayanya. Mereka berdua bergegas pulang.
Sesampainya di rumah, mereka masih saja bersenda gurau tanpa memperdulikan hari
yang sudah semakin gelap. Hari itu merupakan hari terbaik bagi keduanya. Betapa
tidak, mereka telah mencipta moment yang takkan terlupa. Kebersamaan selama
seharian itu semakin menumbuhkan kasih diantara keduanya. kebersamaan yang
belum pernah Wina rasakan dengan laki-laki sebelumnya. Randy lelaki pertama
yang mampu membuat Wina merasakan indahnya cinta, menunjukkan arti berbagi yang
sebenarnya.
Waktu
yang terus berputar akhirnya membawa Randy dan Wina pada bulan teristimewa. Bulan
dimana tepat satu tahun yang lalu hubungan mereka terjalin; 1st anniversary.
Sayangnya, hari itu tak bisa mereka rayakan karena Wina harus berangkat ke Surabaya
untuk melaksanakan sebuah olimpiade.
Sehari
sebelum keberangkatan Wina, ia harus mengikuti pemilihan “Cak dan Ning 2012”. Padat
memang jadwalnya. Tapi dengan lapang Randy mencoba mengerti kesibukan
kekasihnya itu. Bahkan di minggu itu, hampir satu hari penuh Randy menemani
perjalanan Wina. Dari hunting highheels, vitting baju, hingga pada saat kontes
berlangsung. Wina bersyukur bisa memiliki kekasih seperti Randy yang begitu
setia menemaninya, memberinya dukungan. Baginya, ia lah lelaki terindah yang
diberikan Tuhan untuk mendampingi hari-harinya.
Babak
demi babak tlah terlewatkan, nama Wina belum berhasil untuk menempati 10 besar
itu. “Gak usah kecewa ya sayang, belum rejeki kamu. Tahun depan kalau ada lagi
mungkin kamu bisa mencobanya lagi”. Kalimat itu cukup menumbuhkan semangat Wina
lagi.
“Happy
anniversary ya sayang, gak terasa sudah satu tahun hubungan kita, semoga makin
langgeng ya. Amin.”
“Ini
kan masih tanggal tiga yank? Bukannya besok?”
“Iyaa
sih, tapi kan besok kamu jauh. Gak apa-apa kan kalau ngucapin sekarang? Intinya
juga sama, sekarang ini malam satu tahunnya hubungan kita”
“Kamu
jangan galau ya aku tinggal. Jangan macem-macem sama cewek lain! Aku gak lama
kok disana, cuma tiga hari aja”
“Iya
sayang, happy anniv buat kita”. Kalimat itu Randy ucapkan seraya mengecup
kening Wina. Bahagianya malam itu, banyaknya bintang di langit dan terangnya
bulan ikut menjadi saksi cinta mereka dan menambah kesempurnaan di hari yang
begitu indah.
~oOo~
Bak
kata pepatah semakin tinggi pohon semakin
kencang angin menerpa, hubungan mereka makin banyak menemui rintangan. Entah
apa yang membuat keduanya hilang kepercayaan Randy justru memilih untuk
mengakhiri hubungan itu. Tepat satu bulan setelah malam satu tahun yang mereka
lewati dengan indah. Bukan karena hadirnya orang ketiga, bukan karena kesalahan
fatal yang dilakukan keduanya. Hanya karena tak ada lagi perhatian. Sepele? Iyaa,
sangat sepele. Kesibukan Wina di sekolah, banyaknya tugas kuliah bagi Randy
membuat mereka memilih untuk mengakhiri ikatan itu. Padahal tidak ada yang
salah dari hubungan mereka, kenapa hanya karena kurangnya waktu bagi mereka
berdua harus membuat sebuah cinta berakhir. Jika cinta harusnya saling mengerti
maka itu tak terjadi pada mereka.
Anehnya,
setelah status pacar tak lagi melekat pada mereka, kedekatan itu justru semakin
terjalin erat. Saat pacaran hampir tak ada contact, tapi rajin mengirim pesan
singkat setelah keduanya putus. Mereka memang pasangan yang lucu. Hubungan mereka
tak bisa di deskripsikan. Yang jelas, sampai detik ini, mereka masih saling
menyayangi.
Siapa
yang sangka jika di bulan agustus ini semua orang sibuk memperingati hari
kemerdekaan dengan mengikuti berbagai lomba tapi justru tidak bagi Wina. Ia lebih
memilih sibuk menyiapkan surprise party untuk Randy. Bersama sahabatnya Alice, ia
merencanakan semuanya dengan matang. Kue tart itu, kado ulang tahun itu, kartu
ucapan, semuanya tak boleh ada satupun yang tertinggal. Wina bahagia melihat
raut wajah Randy yang juga bahagia dengan surprise yang dia berikan. Sukses.
Entah
ini pertanda bahwa mereka berjodoh atau hanya sebuah kebetulan, yang jelas Wina
dan Randy berulang tahun di bulan yang sama. Sehingga, selang beberapa minggu
surprise itu berpindah di rumah Wina. Wina sungguh tak menyangka akan mendapat
kejutan yang jauh di luar dugaannya. Bahkan Wina beranggapan jika Randy lupa
akan ulang tahunnya.
Mengingat
pesan Randy yang mengatakan bahwa ia masih di luar kota, sangat tidak
memungkinkan untuk Randy bisa datang ke rumahnya. Untuk mengucapkan lewat
telepon saja masih tak mungkin juga karena daerahnya yang pelosok hingga sulit
untuk mendapatkan signal. Tapi di situlah kejutannya. Kecemasan Wina akan Randy
yang lupa hari bahagia itu terjawab pada siang hari ketika Wina mendapati
sebuah mobil Toyota merah terparkir di depan rumahnya. Dengan sosoknya yang
tampan, ia membawa dua tumpukan kotak yang di hiasi kertas dengan begitu
indahnya.
“Happy
birthday Wina”
Wina
yang terharu tak kuasa menahan tangisnya. Belum sempat ia mengucapkan terima
kasih, ia justru memukuli Randy. “Kamu kok jahat sih? katanya lagi gak di
malang kenapa sekarang udah nyampai sini”. Dengan air mata yang masih menetes
itu, Randy pun hanya bisa tersenyum melihat tingkah Wina yang seperti anak
kecil itu. Terkadang sikap manja Wina inilah yang membuat Randy rindu akan
sosok Wina. Di akhir bulan itu juga mereka kembali menyatukan perasaan dalam
satu ikatan cinta.
~oOo~
Bagaikan
sebuah permainan, cinta Wina kembali berbuah air mata. Belum lama merasakan
bahagia, jalinan cinta itu kembali pada ujung perpisahan. Masih tetap dengan
alasan yang sama. Wina terlalu sibuk dengan semua kegiatan sekolahnya hingga
lupa memberi kabar pada Randy. Begitupun sebaliknya. Padahal baru saja satu
minggu yang lalu Randy menjemput Wina di sekolahnya. Di atas vespa merah itu
mereka masih sempat saling bercanda. “Kamu tau win? Kamu cewek pertama yang mau
aku bonceng naik vespa ini”. “Memangnya yang lain gak ada? Bukannya malah lebih
so sweet di bonceng naik vespa ya? Bisa lebih deket”. Sepertinya moment itu
memang moment terakhir yang sengaja di ciptakan Randy sebelum akhirnya dia
menghilang tanpa kabar.
Hampir
dua minggu ini, tak satupun pesan yang datang ke telinga Wina dari Randy. Ia justru
mendapat informasi dari Alice bahwa Randy ingin focus pada kuliahnya terlebih
dahulu, ia yang belum bisa membagi waktunya mana untuk Wina dan mana untuk
kuliahnya menginginkan sendiri dulu. Wina semakin kecewa, kenapa kabar itu
justru datang dari temannya, kenapa bukan Randy sendiri.
Melihat
nama Randy di online list, tanpa berfikir akan di balas atau tidak Wina pun
langsung memulai chat dengannya. Karena lelah menunggu balasan SMS yang tak
pernah di terima, di inbox fb itulah ia bertanya.
“kamu
mutusin aku kah?”
“aku
pengen sendiri dulu”
“kenapa
gak bilang? Kenapa harus ngilang dulu gak ada kabar, aku khawatir”
“maaf
kalau aku ngilang gak ada kabar, aku baik kok”
Kali
ini tanpa ada air mata, mungkin Wina sudah lelah menangisi kejadian yang selalu
sama; perpisahan. Wina memaksa untuk bisa melewati hari-harinya tanpa Randy. Terlebih
lagi saat ia membaca tweet Randy “move on”. Tanpa alasan yang pasti, sejak saat
itu Randy menjauh dan benar-benar menghilang dari kehidupan Wina. Seperti tak
ingin mengenal Wina lagi, tanpa ada pesan singkat lagi, tak berteman di
facebook, tak tampak di mention twitter, Randy pergi. “Beginikah caramu untuk
melupakanku?”
Setiap
harinya bayangan wajah Randy begitu jelas dalam angan Wina, bagaimana mungkin
ia akan melupakan seseorang yang begitu berarti. Sosok yang paling indah yang
pernah hadir menghiasi hari-harinya. Setiap pagi slalu timeline dia, siang
hingga malam pun masih dengan timeline dia. Biar facebook terblokir, Wina tak
kurang akal untuk selalu memantau Randy. Demi menghapus rasa penasarannya akan
pertanyaan “lagi ngapain dia?” “lagi sama siapa dia?” Wina rela membuat akun fb
baru.
Walau
sampai sebegitunya usaha yang ia lalui ternyata sampai kapanpun takkan merubah
apa yang terjadi sekarang. “sebelum pacaran saja kita bisa jadi teman baik, kok
udah putus gak bisa kayak dulu lagi?” pertanyaan itu kian menyiksa pikirannya. Terlebih
lagi jika harus ada sesuatu hal yang menyeretnya kembali ke masa lalu, membawa
ingatannya akan hal indah yang pernah di lalui dulu.
Wina
lelah menuruti hasrat ingin tahunya, itu hanya semakin membuatnya ingat pada
kesakitan yang pernah Randy berikan. Betapa harapan yang di tunjukkan Randy
hanyalah harap hampa. Mau sampai kapan juga Wina akan kepo tentang Randy,
sampai ia tahu perasaannya? Sampai keadaan akan menyadarkan Randy bahwa bagi
wanita yang terlalu cinta move on itu tak semudah membalikkan tangan? Siap-siap
saja itu mungkin berarti selamanya.
Inilah
kehidupan, kasih yang terjalin lama, kesenangan di dalamnya, tak menjamin akan
memberikan akhir yang bahagia. Karena happy ending hanya ada dalam film, film
yang di sutradarai oleh manusia itu sendiri.
~oOo~
From the true story.
Untuk kamu disana yang udah jadi milik
orang lain,
Terima kasih untuk kisah yang pernah kau
cipta bersamaku
kamu yang masih dengan kado ulang tahun dariku; pink Patrick :*