Sabtu, 02 Januari 2016

A Night With You

Selembar kertas yang putih telah siap menerima coretan baru. Seluruh dunia telah merayakan pergantian tahun kemarin malam. Langit penuh hiasan kembang api. Gemuruh suaranya bergema mengiringi lautan manusia yang merayakannya.

Kali ini aku termasuk menjadi salah satu orang yang tidur larut demi menunggu waktu menunjuk angka 12. Aku tak pernah tahu pasti kapan aku mulai menyukai perayaan seperti ini. Yang aku ingat, aku slalu berada dalam pulau mimpi setiap tahun baru. Bukan sebuah kebiasan dari keluargaku untuk bergadang sampai pagi. Mungkin pernah, iya dulu. Semasa aku masih duduk di bangku SMK. Itupun hanya bertahan sampai pukul dua, sendirian, karena semua orang rumah sudah terlelap lebih dulu. Aku berdalih sedang menonton program tahun baru yang rutin di gelar setiap station tv, padahal fokusku adalah pada ponsel yang berdering karena pesan masuk dari seseorang. Seseorang yang kini sudah menjadi mantan. Aku mungkin sudah mengantuk, tapi ini pantas buatku karena tlah membuatnya kecewa tak bisa menuruti keinginannya untuk merayakan tahun baru bersama. Ketahuilah, aku hanya burung dalam sangkar yang jarang sekali mendapat ijin untuk keluar rumah apalagi tengah malam.

Tahun berikutnya, Pantai Sadranan Jogja menjadi destinasiku untuk merayakan tahun baru. Tapi jangan salah, ini bukan kemauanku. Kakak lah yang mengajakku. Lagi-lagi aku meninggalkan dia yang sudah jadi mantan. Hingga tak banyak kenangan yang tercipta karena aku hanya menjadi penonton untuk kakakku yang asyik bermesraan dengan kekasihnya. Aku pun tak bisa bertukar pesan dengan pacarku saat itu karena sulitnya signal.

Satu tahun berlalu dan aku merayakannya sebagai waitress di sebuah hotel. Tanpa dia, iya tanpa dia karena dia telah memutuskanku. Aku tak pernah bisa menjadi apa yang dia mau. Dia selalu merasa seperti tak punya pacar. Aku pun menyadarinya, aku memang tak bisa membuatnya bahagia. Sudahlah, tak ada satupun tahun baru yang mengasyikkan. Tahun berikutnya, berikutnya sampai akhirnya pada malam tahun baru 2016 ini.

Setelah hampir tiga tahun lamanya aku menikmati kesendirian, hadirlah sosok pria yang mampu merubah semuanya. Sudahkah aku menceritakannya pada kalian? Dia adalah pria yang mampu memikat kembali perhatianku. Hubungan kami memang belum lama. Namun kedekatanku dengannya sudah jangan di tanya lagi.

Dulu, gaya pacaranku hanya melalui media sms. Satu bulan mungkin hanya dua atau tiga kali bertemu, itupun hanya di rumahku. Hampir tak pernah aku keluar dengannya untuk sekedar jalan santai refreshing. Berbeda sekali dengan dia yang sekarang. Aku tak tahu sihir apa yang dia gunakan. Orang tuaku seakan memberikan kepercayaan penuh padanya. Jangankan pulang sore, keluar malam pun di ijinkan. Pergi ke rumahnya pun tak mengapa, tidak seperti dengan dia yang dulu bukan? Aku lebih di beri kebebasan sekarang.

Jauh-jauh hari sudah kau rencanakan untuk mengajakku merayakan tahun baru kali ini. Aku tidak terlalu yakin sayang. Jika benar di perbolehkan, ini akan menjadi pertama kalinya dalam hidupku pergi dengan kekasih, pulang malam untuk sebuah acara perayaan. Dan benar, ada perdebatan diantara kita sebelum hari itu tiba. Aku takut sayang, aku takut jika aku tidak mengiyakan ajakanmu kamu akan seperti mantanku yang akhirnya memilih pergi karena aku bukan pacar yang asyik. Tapi jika aku menerimanya, aku tak tahu apakah orangtuaku mengijinkanku.

Tanpa mengabariku, kau membuat kejutan dengan sudah ada di rumah sepulang aku kerja. Aku hafal sekali dengan motor yang selalu kau bawa. Saat aku membuka pagar, tak salah lagi ini pasti kamu. Aku masuk dan melihat mu sudah duduk manis bersama nenek dan ibuku. Aku tak tahu apa yang kalian perbincangkan.

"Nanti jam 8 ya sayang, aku jemput. Ajak adek sekalian" Kalimat ini sontak membuatku sedikit terkejut. Jadi kamu berhasil merayu ibu dan mendapat ijinnya untuk kita keluar nanti malam? Unbelieveable. Kamu, benar- benar orang pertama yang merubah sejarah ceritaku. Entah dimana kau menemukan kunci itu sayang, kamu telah membebaskanku dari setiap kekangan yang pernah aku lalui dulu.

                                                                                ***

Udara tiba-tiba berubah menjadi dingin, di susul dengan guyuran hujan deras. Jam masih menunjuk angka enam, tapi aku sudah gelisah dengan hujan yang tak segera reda. Ayolah, ijin sudah aku dapatkan, aku pun sudah bersolek, haruskah semuanya batal hanya karena hujan.

Sesekali aku menatap kearah jalan, berharap hujan segera berhenti dan ku dapati sosokmu di depan pintu. Dua jam menunggu terasa begitu lama.

Bagaikan sebuah timer, hujan mulai reda di saat jam hampir mengarah pada pukul delapan. Tapi kamu masih belum juga muncul. Hampir aku tertidur di depan televisi, sampai bel berbunyi. Dua motor berhenti di depan pagar, kamu dan adik perempuanmu. Dan untuk yang kesekian kalinya, jantung ini berdebar kencang ketika menatapmu. Tubuhku seakan lemas, ada pesona dalam dirimu yang tak mampu aku gambarkan dengan kata.

Tanpa menunggu lama, kita semua pun langsung berpamitan. Deru mesin motor kembalu ku dengar dan perlahan kau putar gas itu hingga berlalu dari rumah. Aku pikir kita akan langsung menuju rumahmu, tapi tunggu. Gangnya sudah terlewat sayang

"Mau kemana ini?"
"Cari makan dulu sayang"
"Lah, katanya acara hari juga makan-makan?"
"Ya kan buat pembukaan, udahlah ikut aja" sergahnya untuk membuatku tak bertanya lagi.

Di sebuah warung tak terlalu jauh dari rumahnya, ternyata menu bakso yang menjadi pilihan. Tak banyak obrolan yang tercipta, namun melihat senyum sempurna dari wajahmu itu sudah sangat cukup mengobati rindu ini.

Usai menyantap semangkuk bakso, giliran rumahmu menjadi tujuan akhir, karena memang disitulah tempat sebenarnya. Sepertinya kamu memang cukup matang merencanakan ini, ku dapati terompet dan petasan sudah siap di rumahmu.

Kamu pun mulai sibuk menata sound sistem karena sambil menunggu jamnya kita akan menyanyi bersama. Ternyata seluruh tetangga ikut hadir meramaikan rumahmu.

"Ini pertama kalinya tahun baruan dirumah, biasanya mesti keluar. Tapi daripada ujan-ujanan belum macetnya juga yauda bakar-bakar aja bareng orang satu RT" jelas Mamamu padaku.

"Masih mending lah Te, daripada yang tak pernah sama sekali ini"

Jawabanku itu sontak membuat mama dan adikmu terkejut.

"Masak sih mbak? Lah trus dulu waktu mbak sama pacarnya?" tanya adikmu penasaran

"Mbak dulu pacaran gak pernah keluar sama sekali"

Miris sekali ya jika di ceritakan tentang pengalamanku dulu. Lupakan saja. Itu sudah berlalu. Sekarang aku hanya perlu menikmati suara merdu dari kekasihku, karena tampaknya kau sudah siap.

Semakin malam semakin menggila. Kumpulan anak-anak membentuk kelompok sendiri. Para ibu membuat gosip entah tentang apa. Aku? Tentunya aku bersama dengan kekasihku dan adiknya untuk berkaraoke.

Jagung bakar sebagai teman bersantai dan ayam bakar sebagai menu utama. Kebersamaan yang indah. Tak terasa jarum jam mulai menunjuk tepat tengah malam. Langit pun mulai bercahaya oleh kilau kembang api yang lebih dulu di nyalakan entah siapa. Sirine berbunyi dan Dar, Der, Dor. Happy New Year.

Kamu mencium pipiku dan mengucap harapan akan cinta kita, karir kita, semua yang terbaik kau panjatkan sembari memegang tanganku. Sesederhana ini, namun sangat berkesan bagiku.

                                                                         ***

Aku tak tahu harus melanjutkan seperti apa lagi ceritaku. Aku hanya tau, dia telah membawa warna baru dalam hidupku. Untuk yang pertama kalinya, kamu mengubah segalanya. Terima kasih untuk satu lagi pengalaman yang indah ini.

Halaman pertama, kedua dan seterusnya dari 365 hari siap menulis semua tentang kita. I wish our love will always be as one. Long last my sweetheart.


                   
01.01.16
A night with you, for the first time in forever.