Hari ini adalah hari pertama
dimulainya tahun ajaran baru. Sayangnya awal dari segala sesuatu yang baru ini
tidak disambut baik oleh Jasmine. Apa yang terjadi? Dia justru memulai harinya
dengan ditabrak oleh cowok yang masih asing baginya.
“hehh, kalau jalan liat-liat
dong, jangan merem aja!” teriak Jasmine kesal
“maaf ya, aku gak sengaja, keburu
nih soalnya” jawab cowok itu
“buru-buru sih ya buru-buru tapi
gak usah nabrak orang gitu juga kalii”
“ya deh iya, aku kan udah minta
maaf, kenapa masih marah sich? Masa’ cantik-
cantik jutek”
“arghh sudah, mendingan kamu
pergi sebelum aku makin marah nih”, bentak Jasmine
***
Tak lama kemudian muncul
sahabatnya Anjani, ternyata ia telah memperhatikan gerak gerik Jasmine dari
tadi.
“kamu kenapa sih pagi-pagi udah
kusut begitu mukanya??”
“abis gimana gak jengkel coba’?
kamu liet deh cowok yang jalan kearah kelas itu, ampun dah, siapa dia sih? x.x”
“ohh itu, denger-denger sih
katanya murid baru. Kenapa? Kamu naksir ya?”
“what? Apa kamu bilang???
Naksir?? Khayal !!! kayak gak ada cowok laen aja, ogah banget deh ya jadian
sama cowok sok cool, liet aja tuh lagaknya, kayak dia paling ganteng aja.”
“tapi emang dia ganteng kan?”
“whatever, sudah ah, yuk masuk
kelas! Ntar telat lagi…”
Bel masuk pun berbunyi, semua
sudah siap di tempat duduk masing-masing. Bu rike langsung memulai pembicaraan
tak seperti biasanya, kali ini Bu Rike ingin memperkenalkan murid baru terlebih
dahulu. Setelah diminta masuk, muncul dari balik pintu sosok pria yang tampan,
gagah, rapi, perfect lah. Sehingga membuat para wanita terperangah kagum. Tapi,
Jasmine justru mengeluh kecewa, karena ternyata cowok yang tadi menabraknya
malah ada dalam satu kelas yang sama.
“silahkan kamu memperkenalkan
diri terlebih dahulu !!” pinta Bu Rike
“terima kasih bu. Well, kenalkan
nama saya Reno. Saya pindah kesini karena ikut orang tua saya yang pindah tugas
dari Kalimantan” jelas laki-laki itu dengan senyum ramah.
“ok Reno, please sit down !! well
class, let’s start our lesson today!”
***
Pelajaran hari itu pun telah
selesai, bel tanda pulang berbunyi. Seperti biasa, perjalanan pulang selalu
diisi dengan cerita menarik yang terjadi selama jam sekolah berlangsung.
Dikarenakan rumah mereka yang juga berdekatan, tak bosan Jasmine dan Anjani
selalu pulang bersama. Kali ini topik mereka yakni membahas murid baru yang
berhasil membuat Jasmine bencinya setengah mati.
“aku gak abis pikir deh, kenapa
aku bisa satu kelas sama tuh cowok? Mimpi apa aku sampai harus ketemu orang
se-rese’ dia” lamun Jasmine dalam hatinya
“HHEYY,,” kata itu seakan
membuyarkan lamunan Jasmine
“kamu mikirin apa sih? pasti
Reno? Iyaa kan??” ucap Anjani lagi
“gak usah sok tahu deh !!”
“halaaa, bilang aja kamu suka,
keliatan tauk dari muka kamu, kalau kamu beneran suka bilang aja sama aku, nanti
aku comblangin deh”
“suka??? Dalam mimpi… yang bener
aja dong, masag iya aku suka sama dia, udah ketauan kalo dia itu nyebelin”
“masa’ sih?? setahu aku, dia itu
orangnya baik, setia, perhatian, pengertian, tipe cowok penyayang, alim udah
gitu ganteng, tinggi, tajir, perfect lah pokoknya. Dan menurut aku, dia cocok
buat jadi pacar kamu. Apa kamu pengen terus-terusan jomblo?”
“Anjanii, dibayar berapa kamu
sama dia? Segitunya banget kalo muji, tapi makasih ya nasihatnya, kalo menurut
aku lebih baik aku jomblo dari pada nanti jadian tapi aku harus ditabrak mulu’
tiap pagi.”
“yaelaah, masa’ cuma karena
tabrakan kamu sampai benci banget gini sih, dia pasti gak sengaja tadi”
“terus aja bela dia! Sekarang
terserah ya, mau dia sengaja atau enggak tetep aja sakit kalo di tabrak”
“kalo yang nabrak cintanya??
Gimana?”
“dihh ,ini anak apaan sih? maksa
banget. Kalo kamu suka ambil aja !”
“wooo, enak aja maen ambil, aku
kan sudah punya Leon, gimana sih? tapi hati-hati lo ya, biasanya nih, orang
yang pada awalnya benci bisa aja ntar jadi suka loo”
“kan masih biasanya :p”
“bbeuhh,, ini anak di kasih tahu
susah amat yak”
Hahahahaha :D
***
Hari demi hari berganti, dan
tidak ada kata ‘Damai’ untuk Jasmine dan Reno. Selalu saja ada yang diributkan,
walau cuma hal sepele. Namun, lambat laun semua itu berubah. Perasaan benci
berubah jadi sayang. Bisa dibilang perkataan Anjani telah menjadi kenyataan.
Sebenarnya Reno sudah menyukai Jasmine sejak pertama kali bertemu, tepatnya
saat mereka bertabrakan itu. Hanya saja gengsi mau mengutarakan karena melihat
sikap Jasmine yang begitu acuh. Bosan melihat sikap Jasmine dan Reno yang jadi
malu-malu mau, Anjani dan Adit sahabat Reno bermaksud ingin menjodohkan mereka
berdua. Usaha yang tak sia-sia, karena tak lama kemudian Jasmine dan Reno pun
benar jadian.
Kini tak ada lagi pertengkaran,
hanya cinta, kasih dan sayang yang mewarnai hari-hari mereka berdua. Sesekali
sih pernah ribut tapi ya sekedar bercanda.
“sayang? Pernah kepikiran gak sih
kok bisa gitu kita sampe pacaran? Padahal tadinya kita musuhan” ucap Jasmine
memulai pembicaraan hari itu
“udah takdir” balas Reno singkat
“kamu sayang sama aku apa
enggak?”
“sayang”
“dari tadi jawabnya kok itu-itu
aja sih, serba singkat, kenapa?”
“ngapain di jawab panjang-panjang
kalo bisa pendek”
“erghh dasar x.x “
Sudah hampir dua bulan hubungan
mereka berjalan. Tetapi entah mengapa keharmonisan itu mulai tak terlihat.
Nyala api cinta yang membara kini mulai padam. Cahaya kasih yang terang menjadi
redup. Bunga-bunga asmara yang tumbuh bersemi, layu lah kini. Semua berubah
seiring berjalannya waktu. Jasmine mulai kesal dengan sikap Reno sekarang.
Wajah tampan dan gaya yang menawan tlah membuatnya menjadi lelaki playboy.
Banyak wanita yang mengantri untuk mendapatkan cintanya. Kesetiaan
telah hilang, tergantikan oleh dusta. Kata ‘PUTUS’ pun mengakhiri tulus cinta Jasmine untuk Reno.
Berhari-hari Jasmine menunggu
datangnya cinta sejati, namun tak ada yang kunjung menghampiri. Hingga
terdengar kabar bahwa Reno kini telah mempunyai pengganti Jasmine. Banyak yang
berpendapat kalau Alina pacar baru Reno itu jauh lebih perfect dibanding
Jasmine. Tentu saja Jasmine marah,ia hanya minta putus baik-baik dengan Reno,
tak harus membanding-bandingkannya dengan Alina itu. Perasaan Jasmine makin tak
karuan ketika mengetahui bahwa Reno tak lagi menjadi seorang ‘Player’.
“ni, nyebelin banget sih Reno
itu. Masa’ dia berubah jadi tambah perhatian gitu? Kenapa coba’ baru sekarang
dia jadi kayak gini? Kenapa gak waktu pacaran sama aku dulu??”
“udahlah, yang sabar aja ya!
Memang jalannya harus seperti ini, mau gimana lagi, just go on!!” kata anjani
menyemangati
***
Hubungan Reno dengan Alina jauh
lebih lama daripada dengan Jasmine dulu. Walaupun demikian Jasmine berusaha
menyembunyikan rasa irinya. Namun, meski Reno bertahan lama dengan Alina, ia
justru kehilangan sahabatnya Adit. Adit tak mau lagi berteman dengannya, karena
tidak terima dengan kelakuannya yang menyakiti Jasmine.
Suatu hari Reno terlihat sangat resah, ia
duduk menyendiri di bangku halaman belakang sekolah. Disaat yang bersamaan
Jasmine yang sedang berjalan mengelilingi sekolah menemuinya sedang termenung.
Jasmine pun mendekat dan ingin mengetahui apa yang sedang terjadi padanya.
“haii, boleh duduk?” Tanya
Jasmine meminta izin
“oh ya, tentu saja, silahkan !”
Reno menjawabnya dengan terbata-bata
“maaf ya sebelumnya, bukan maksud
aku untuk ikut campur urusan kamu, tapii,, aku cuma mau tahu, kamu ngapain kok
menyendiri disini?”
“yaelaah, mau tanya gitu aja
pengantarnya segitu panjang”
“ya daripada kamu tersinggung
nanti”
Ahhahahhhahahaha
… sejenak mereka tertawa bersama
“Jasmine,? Kamu nyesel gak putus
sama aku?” Tanya Reno kembali memulai percakapan
“emm….. emmm… a.. aa… akuu.. kenapa..
kenapa kamu tiba-tiba tanya kayak gitu?”
“aku cuma pengen tahu aja, karena
aku nyesel udah mutusin kamu. Aku salah udah nglepas kamu dan lebih milih
Alina. Ternyata dia cewek matre, dia cuma ngincer kekayaanku aja”
“huss,.. gak boleh ngomong gitu,
belum tentu dia kayak gitu, mungkin aja dia punya alasan kenapa dia beberapa
hari ini selalu manja ke kamu minta ini minta itu”
“belum tentu gimana, udah jelas
semuanya. Aku liat sendiri ternyata selama ini dia sudah punya pacar, lebih
ganteng dari aku sayangnya sih miskin. Aku juga punya buktinya kalau Alina
bukan cewek baik-baik’
“jangan asal ng’judge deh, dia pasti punya alasan untuk
semua ini”
“iyaa, alasan kenapa nrima aku
walaupun sudah punya pacar karena aku kaya, misal enggak, dia juga gak mau,
orang dia anggep mukaku masih kalah ganteng sama pacar simpenannya itu.”
“udah deh, itu cuma perasaan kamu
aja karena terlalu banyak yang kamu pikirin
sampe-sampe kamu ngaco ngomongnya, mending sekarang kamu ajak Alina
ngomong baik-baik”
“tapi….”
“sudah ! daripada hubungan kalian
nggantung gini, ajak ngobrol gih dia kamu tanya langsung kenapa alasannya, kali
aja dia kayak gitu juga karena sikap kamu yang salah ke dia, mungkin aja kan?”
“iya ya?? Kenapa aku gak
kepikiran bahas ini langsung sama dia, malah aku pikir sendiri sampai negative
thinking ke dia, makasih ya, kamu mau denger aku curhat, kamu yang terbaik
Jasmine” (ucap Reno sambil berlalu meninggalkan Jasmine yang masih diam di
tempat duduknya)”
Air mata menggenang di pelupuk
mata Jasmine, ia tak kuasa menahan tangis. Ia tak sanggup menghadapi kenyataan
ini. Seakan berat rasanya untuk merelakan Reno dengan orang lain. Akhirnya
Jasmine pun memutuskan untuk ikut orang tuanya yang harus pindah tugas di luar
kota. Ia berfikir mungkin dengan cara menghindar seperti itu dapat membuatnya
segera melupakan Reno dan segala kenangan didalamnya.
“kamu tega ninggalin kita semua
disini?” kata Anjani dengan memeluknya
“maafin aku ya, aku juga gak
pengen kita pisah, tapi mau gimana lagi”
“kamu kan bisa gak ikut orang
tuamu dan tetap tinggal disini sama nenek kamu?”
“aku bisa aja nglakuin itu, tapi
masalahnya..kalo aku tetep disini ..aku gak tau apa aku bisa setiap hari isi
ulang air mataku ini”
“kamu ini diajak serius masih aja
bercanda”
“daripada jadi nangis, kan
mending ketawa”
Ahhahahahahahahaha,
Sejenak mereka tertawa, namun
tetap saja tawa itu tak bisa mengurungkan niat Jasmine untuk pergi meninggalkan
teman-temannya.
Tinn…. Tinn….(suara klakson mobil
ayah Jasmine menjadi tanda kepergiannya)
“yaudah ya? Aku berangkat dulu,
baik-baik ya kalian disini !!
“iya ,,kamu hati-hati”
Dengan berat teman-temannya pun
membiarkan Jasmine pergi. Semua bersedih karena harus kehilangan teman
tersayang. Maklum,, hari takkan ceria tanpa canda dari mulut mungil Jasmine.
Karena bisa di bilang yang paling cerewet diantara teman satu kelas ya memang
dia. Di tempat yang berbeda, Reno hanya diam membisu tanpa ingin bergabung di
kerumunan anak yang sedang mengantar Jasmine sampai parkiran. Ia justru
bermesraan dengan Alina yang memang sudah jelas menduakannya. Adit yang masih
perduli dengannya berusaha memberi tahu, tapi tak sedikit pun ada kalimat adit
yang di dengar. Reno sudah terlanjur cinta pada Alina dan berkata sudah siap
menerima apapun resikonya nanti. Tak ada yang bisa mengubah pendiriannya karena
egonya yang tinggi.
***
Hingga suatu hari, perusahaan
milik orang tua Reno bangkrut. Penyebabnya karena semakin banyak perusahaan
baru bermunculan dan berkurangnya para investor yang menanam modal di
perusahaan orang tua Reno. Ia dan keluarganya pun jatuh miskin, semua hartanya
disita bank untuk melunasi hutang-hutangnya. Mendengar berita ini, Alina
langsung mengambil tindakan, karena benar adanya jika ia cewek matre, tentu ia
tak lagi membutuhkan Reno yang sekarang kere.
Saat bel istirahat berbunyi…
“Reno, bisa ngobrol sebentar !”
ajak Alina pada Reno
“ada apa sayank?” jawabnya
“gak usah panggil sayang lagi
deh” bentaknya
“memangnya kenapa? Biasanya kamu
gak pernah protes?”
“iya biasanya, tapi itu kan dulu
waktu kita pacaran”
“bukannya sekarang juga masih
pacaran?”
“apa?? Masih pacaran?? Jangan
mimpi deh!! Mulai sekarang kita putus !!”
“kok putus?? Aku punya salah
apa??”
“salah apa?? Masih sempet kamu
nanya salah apa?? Sadar diri dong kamu tu sekarang siapa !!”
“owh, pasti kamu mutusin aku
karena sekarang aku udah miskin? Iya??”
“nah itu ngerti”
“ternyata bener ya, kamu itu cuma
manfaatin hartaku, aku nyesel udah mempertahankan wanita yang salah, gak punya
perasaan kamu”
“what ever deh kamu mau ngatain
apa !!”
“ok lah kita putus, itu juga yang
terbaik buat kita”
“Y” (tanpa rasa bersalah Alina
pun pergi begitu saja)
Dua tahun berlalu, Reno masih
tetap dengan rasa bersalah dan penyesalan yang tak berujung. Memang kita akan
sadar betapa penting arti kehadiran seseorang setelah orang itu telah pergi
dari hidup kita. Adit sahabatnya dan temannya yang lain berusaha menyemangati
agar tak terus larut dalam kesedihan.
Lose
Contact …… itu juga problem yang membuatnya semakin merasa bersalah.
Kini tak ada yang tahu bagaimana kabar Jasmine. Namun, tuhan punya cerita lain
dibalik segala yang tak mungkin telah kembali menjadi mungkin lagi. Saat semua
sedang istirahat, tiba-tiba saja ponsel Anjani berdering. Nomor asing yang tak
ada di phonebook-nya menelepon, diangkatnya dengan segera.
“hallo..” sapa orang dalam
telepon itu dengan lembut
“iya hallo, ini siapa?” balas
Anjani
“ini bener Anjani kan?”
“iya benar ini dengan Anjani,
siapa? Ada perlu apa?”
“ini aku Jasmine,”
“jasmine??? Ya ampun,, apa kabar
kamu??”
Semua temannya pun kaget
sekaligus senang ada kabar dari Jasmine lagi. Mereka berdua pun berbincang lama
hanya untuk sekedar melepas rindu. Dibalik telepon Reno berbisik “gantian dong,
aaku juga mau ngomong”
“ehh, ini Reno mau ngobrol sama
kamu” ucap Anjani sembari memberikan ponselnya pada Reno
“hallo Jasmine”
“iya hallo,, Reno ya? Apa kabar?”
“baik kok,, aku seneng lo kamu
masi inget aku ternyata”
“ya masih lah, aku tetep inget
kalian semua”
“syukur deh,, lama yaa kita gak
ketemu,, aku kangen kamu lo”
“aku juga kangen sama kamu, sama
anak-anak yang lain juga, btw gimana kamu sama Alina?”
“udah putus”
“loo???? Serius???? Kenapa???”
“ya gitu lah”
“aku ikut prihatin ya, nanti
pasti ada gantinya”
“kenapa harus tunggu nanti??
“ehmm, berarti sudah ada gantinya
ya??”
“masa’ gak ngrasa?? Penggantinya
kan lagi ngobrol sama aku sekarang??”
“nah loo?? Akuu????”
“iya lah, siapa lagi, itu juga
kalo kamu mau, aku sayang sama kamu Jasmine, aku nyesel waktu itu ngecewain
kamu, aku salah lebih milih Alina, dia bukan yang terbaik untukku, dia gak
mengerti aku. Orang yang tepat untuk menemaniku ya kamu, satu-satunya yang
paham akan aku, menerima aku apa adanya tanpa menuntut apapun. Maaf aku harus
ngomong ini langsung di telepon tanpa basa-basi, karena aku udah gak sanggup
nutupi lagi”
“sorry, I can’t say anything
about this”
“iya tak apa, aku bisa maklumin,,
oh ya, kamu kapan balik ke malang, katanya kangen kita, ato tetep stay di jogja
terus nih??”
“enggak kok, udah selesai
urusannya disini, jadi aku ya balik ke Negara asalku lah”
“serius?? Kapan??”
“besok udah nyampe sana”
“wah, bisa ketemu dong? Aku jadi
gak sabar pengen cepet liet kamu,, kangen banget aku”
“gak janji ya, tapi aku usahain
deh, mau ketemu dimana?”
“di taman aja, sekalian nostalgia
gitu”
“iyaa boleh, yaudah ya aku mau
packing dulu, see you tomorrow”
“iya Jasmine, miss you”
Tanpa balasan, Jasmine langsung
mematikan teleponnya, walau begitu Reno sangat senang dapat mendengar suara
Jasmine bahkan akan bertemu esoknya. Ia jadi tak sabaran, ingin hari segera
berganti besok.
***
Kukuruyuukk……….
Suara sang ayam jantan sebagai
isyarat bahwa hari telah berganti pagi pun terdengar telinga. Senyum lesung
sang mentari dan kicau burung di angkasa kian menambah pagi itu menjadi pagi
yang paling indah. Denting jam yang terus berputar perlahan mengalun merdu.
Hingga tibalah pada waktu yang sudah di rencanakan. Reno pun siap, ia berjalan
dengan penuh semangat menuju taman.
Sesampainya disana, ia terkejut
melihat seorang gadis cantik yang sudah tak asing lagi baginya. Iyaa, Jasmine
sudah tiba lebih dulu. Melihat kedatangan Reno, Jasmine pun berdiri dan secara
spontan keduanya berpelukan. Hanya beberapa detik hingga mereka sama-sama
melepasnya.
“ehmm, maaf” ucap Jasmine lirih
“iya tak apa, aku juga maaf, kita
anggap wajar saja karena lama tak pernah bertemu”
Keduanya pun kembali duduk dan
bertukar cerita apa saja. Dan percakapan menarik ini pun terjadi.
“Jasmine??”
“iyaa,??
“apa kamu sudah memikirkan
ucapanku di telepon kemarin?”
“sudah,, kenapa??”
“lalu??”
“apanya yang lalu??”
“gimana menurut kamu kalau,,,
kalau kita kembali seperti dulu lagi,, aku janji kok, aku janji gak bakal
ngecewain kamu”
“wah,, gimana ya?? Jujur ya,
perasaanku masih tetap sama sih, aku masih sayang juga sama kamu, tapi aku gak
yakin”
“apa yang bikin kamu gak yakin??
Apa?? Aku harus nglakuin apa deh supaya kamu yakin dan percaya lagi sama aku??”
“gak aneh-aneh sih, cuma buktiin
aja kalo kamu beneran bisa berubah, gak bersikap dingin kayak dulu!”
“iyaa aku akan berubah demi kamu,
kali ini gak cuma janji tapi bener-bener aku lakuin, aku akan buktiin kalo aku
serius sayang sama kamu, taman ini jadi saksinya Jasmine!”
“promise??”
“I do”
Waktu dan jarak bukan jadi
penghalang untuk sebuah rasa sayang. Sebesar apapun luka yang telah tercipta
belum cukup besar untuk membuat rapuh kepercayaan itu.
THE END