Selasa, 18 Agustus 2015

3 Hari Lagi ?



3 Hari lagi, setelah dua tahun lebih aku menanti hari itu. Tanpa lelah aku selalu saja menghitung detik demi detik menit demi menit, jam, hari, minggu, bulan bahkan tahun. Aku sangat menantikan waktu itu. Jangan anggap aku egois, kau sendiri yang sudah menjanjikan aku hal itu. Walau terdengar menyakitkan tapi memang tidak ada jalan lain jika kita benar-benar ingin hubungan ini terus berjalan. Aku lelah terus kau sembunyikan, aku lelah berpura-pura seakan kita tak punya hubungan apa-apa. Aku lelah slalu menjadi orang yang kau temui setelah dia. Aku mulai benci menjadi prioritasmu yang kedua.
3 Hari Lagi, semua itu akan berubah. Jika janji yang kau ucap benar kau tepati, aku takkan lagi menjadi prioritas keduamu. Saat itu tiba, dunia akan tahu bahwa aku lah wanitamu bukan dia. Aku lah satu-satunya wanita yang mampu membahagiakanmu, bukan lagi dia. Kalian ingin menyebutku penghancur ? Tolong berikan pula lelaki yang sudah mempunyai pasangan namun minta di tikung itu predikat yang sama pula! Dari awal aku tidak pernah mempunyai niat untuk menjalin hubungan dengan orang yang sudah mempunyai kekasih terlebih lagi ini sudah beristri bahkan buah hati. Aku sama sekali tidak pernah ingin memulai ini. Aku pun wanita yang mempunyai perasaan, aku pun membayangkan bagaimana rasanya jadi dia yang harus di tinggalkan suaminya. Tapi apa daya, lagi-lagi logika dan hati ini tak mau berjalan beriringan. Di tengah pemikiranku yang rasional, hatiku terjebak dalam cintanya, kasih sayang yang ia suguhkan padaku melebihi kasih yang pernah aku dapat sebelumnya. Kita pernah berdebat bahkan sering berdebat untuk hal ini. “bagaimana nanti anakmu?” “bagaimana nanti keluargaku & keluargamu?” “bagaimana nanti jika tidak di restui?” semuanya hanya sebatas pertanyaan tanpa jawaban yang jelas. Sampai akhirnya kau mantap mengucap bahwa kau sungguh-sungguh inginkan diriku dan akan memperjuangkan aku. Dengan cara apa? Tentu saja perceraian. Dan jika prediksimu tidak meleset itu tepat tiga hari lagi dari hari ini.
Haruskah aku bahagia mendengar ini ? jika kau bertanya pada hatiku, ia akan menjawab Ya, aku sangat bahagia akhirnya orang yang begitu mengerti aku, yang sangat aku sayangi akhirnya menjadi milikku seutuhnya tanpa harus berbagi lagi. Tapi jika kau tanyakan itu pada logikaku, ia akan menangis, bagaimana mungkin seorang aku akan merebut kekasih orang, bagaimana aku berusaha memisahkan anak dari ibunya, bagaimana akan ku jawab asal-usulnya pada semua family nanti jika kita benar menikah. Dalam kamus keluargaku belum pernah ada cerita tentang pernikahan dengan duda anak satu. Ya tuhan, begini kah takdir yang sudah kau scenario kan untuk aku jalani?
Namun, kesepakatan tetaplah kesepakatan. “beri aku waktu sampai anakku masuk sekolah TK” kalimat itu yang terus aku pakai sebagai senjata untuk terus menagih janjimu. Kalian pasti berpikir jika laki-lakinya akan berpisah saat anaknya TK kenapa masih 3 hari lagi? Sedangkan ini sudah bulan agustus dan pembelajaran jelas sudah dimulai dari hampir dua bulan ini. Yaa, aku telah di bodohi, dia begitu pintar menipuku. Dia berkata bahwa pendaftaran baru akan di buka mulai dari bulan agustus, dan minimnya pengetahuanku tentang tahun ajaran baru itu membuatku mengucap “deal” untuk bulan agustus. Bodoh ! Kalaupun sekarang aku tahu bahwa juni lalu anakknya sudah mulai bersekolah, aku bisa apa? Aku tuntut ia pun sudah tak mempan, ia tetap kekeh untuk memberikan kepastian itu sesuai perjanjian awal, bulan agustus. Kalian pasti berpikir aku sangat bodoh bukan? Untuk hal sekecil itu saja aku tertipu bagaimana bila keputusannya untuk berpisah dengan istrinya juga sebuah penipuan demi untuk mendapat kenikmatan tubuhku saja? Jangankan kalian, aku sendiri pun sudah memikirkan itu, tapi mau bagaimana hati ini sudah tertuju hanya padanya. Apa kalian sendiri bisa menjauh dari orang yang sudah benar-benar kau sayang? Se biadab-biadabnya pasanganmu jika kau cinta pasti akan kau perjuangkan kan? Tak peduli ia serius atau tidak. Begitulah cinta, ia bisa saja menerbangkanmu dan tanpa ijin ia menenggelamkanmu. Dan kalian pasti berpikir sebenarnya siapa aku yang berani bermain api seperti ini? Aku hanyalah wanita sederhana berparas tak cukup rupawan layaknya selebriti atau mungkin berbadan indah bak peragawati. Aku hanya wanita biasa yang bahkan belum genap berusia 20 tahun. Kalian tercengang? Pasti di benak kalian sekarang terbersit pemikiran mengapa anak yang masih belia ini harus memikirkan hal seberat itu; perceraian, perebut istri orang, akan menikahi duda anak satu. Apa yang sebenarnya anak ini harapkan, sedang laki-laki tampan yang masih single juga gak kurang stocknya. Apa tebakanku benar tentang pemikiran kalian ini? Akan aku jawab, memang banyak lagi yang lain, tapi pernahkah kalian merasa jatuh cinta tanpa alasan, tiba-tiba saja kalian menyukainya karena rasa nyaman. Mau yang bagaimana lagi kalau sudah nyaman, seperti itulah situasi yang aku alami untuk pria yang selalu menanyakan apakah dirinya tampan namun selalu aku jawab “biasa” ini. Tanpa pernah aku minta cinta justru tumbuh semakin besar.
Aku masih mengharap akhir yang bahagia. Aku selalu berdoa kepada Sang Maha Cinta untuk memberikan kemudahan dalam hal ini. Sampai detik ini aku hanya bisa menerka akan seperti apa, tanpa tahu betul hasilnya. Karena ia tak pernah sedikit pun menceritakan padaku bagaimana perjuangannya melawan amarah keluarga demi aku. Dia hanya diam dan memilih memendamnya sendiri. Aku hanya bisa menunggu lagi dalam waktu 3 hari ini.

5 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. Yo opo iku atuh kangmas.....aya2 wae

    Direct to say samething to me, how depp in your heart spacy

    BalasHapus
  3. Yo opo iku atuh kangmas.....aya2 wae

    Direct to say samething to me, how depp in your heart spacy

    BalasHapus