Selasa, 25 Agustus 2015

3 Hari Setelahnya



3 hari selepas kabar burukmu. Aku tak pernah menduga kalau hasil dari penantianku selama ini berujung perpisahan. Iya, tepat 3 hari yang lalu dimana kau janjikan akan memberiku sebuah kabar gembira telah berpisah dengannya ternyata itu salah. Kau justru belum bisa melepasnya. Dengan alasan yang sama, karena orang tuamu. Kalian mungkin bertanya kenapa aku baru mengatakannya sekarang? Padahal aku adalah Ratu Update, setiap hal selalu aku postingkan tepat pada momentnya. Tapi kali ini lain. Hatiku terlalu hancur untuk menuliskan peristiwa itu. Aku perlu waktu untuk menata ulang semua sebelum aku sanggup memulai sebuah paragrap baru.

Saat ini pun, aku masih belum bisa menerima kenyataan ini. Aku merasa aku masih berada dalam mimpi burukku. Tapi aku salah, aku sudah bangun. Dan aku harus menghadapinya.

Aku bodoh. Mungkin kata itu pantas untukku. Aku terlalu bodoh karena mencintai orang yang salah. Aku bodoh karena telah memberikan kepercayaanku seutuhnya. Aku bodoh telah mempercayainya. Aku bodoh telah memberikan semuanya. Aku bodoh karena tak pernah mendengar nasehat orang lain. Aku sangat bodoh telah mengabaikan mereka semua. Dan sekarang, setelah jiwa raga dan semua aku berikan padanya, inilah yang aku dapat. Pantaskah aku menyesali ini? Sementara dari awal sebenarnya aku tahu aku tak perlu memberikan semuanya. Aku berdosa. Aku merasa bersalah pada orangtuaku, yang demi dia aku rela berbohong. Aku mulai berani membohongi mereka agar aku bisa keluar dengannya. Aku selalu menyimpan rahasia, aku tak pernah lagi terbuka, selalu saja aku tutup-tutupi. Jika aku ceritakan ini, apakah mungkin mereka memaafkanku? Aku yang sudah dilarang mendekatinya masih terus saja membantah perintah itu, aku justru semakin dekat. Masihkah mereka mau memaafkanku untuk semua itu?
Kenapa harus skenario berat seperti ini yang kau pilih untuk aku mainkan Tuhan? Bahkan demi dia pun aku telah melawan-Mu dengan tak mengindahkan laranganMu. Aku hina. Adakah ampunan untukku Tuhan?

Setelah semua pengungkapanmu tentang tak bisanya kita bersatu, kau masih saja kekeuh ingin berjuang. Baik, silahkan saja jika memang kau masih ingin memperjuangkannya. Tapi maaf aku sudah tidak ingin menunggunya lagi. Wow? Tak menunggu lagi? Apa bisa? Hahh, hati ini terlalu lemah untuk bisa menerima bahwa aku sekarang harus menjauhinya. Kamu tahu? Sulit bagiku untuk melepasmu. Aku masih menyayangimu. Tapi sampai kapan aku masih harus menunggu lagi? Cukup. Bagaimanapun beratnya aku harus lawan, ada keluarga yang masih lebih aku sayangi dan aku tak ingin mengecewakannya. Sudahi saja. Tolong, biarkan aku lepas dari genggamanmu. Kembalilah pada pelukan yang telah di pilihkan keluargamu. Aku tak ingin terus menyiksa diri dengan penantian yang tak pernah pasti. Aku mungkin akan sedih. Itu hal yang lumrah kan. Tapi aku berdoa semoga aku tak terlalu lama larut dalam kesedihan itu. Dan segera mungkin melupakan semua ini, kembali berjalan menata masa depan, tanpa kamu tentunya.

Besok, aku akan memasuki usia 20, aku pernah berharap hari itu akan menjadi spesial dengan kamu di sampingku. Tapi, yaaaa apa boleh buat. Ulang tahunku justru mendapat kado perpisahan dari kamu. Akan aku lewati esok tanpa kekasih. Aku juga tak yakin akan mendapat kejutan. Semua teman yang pernah begitu dekat mungkin akan melupakan tanggal 26 ini. Aku punya siapa sekarang? Sedih? Iya, iri? Iyalah, melihat mereka yang bisa bercanda menikmati pesta ulang tahun yang di siapkan kerabat terdekat dan sang pujaan hati. Well, mungkin memang harapanku yang terlalu tinggi. Aku yang berkhayal tentang satu peristiwa di bulan ini akan menjadi momen tak terlupakan dan begitu indah adalah salah besar. Enough, aku tak sanggup bila harus membayangkan kemungkinan yang lain tentang besok.

Hari ini dan seterusnya, aku harus mulai membiasakan diri tanpamu, tanpa senyummu, tanpa sapaan hangatmu, tanpa pelukanmu tanpa semua yang dari kamu. Terima kasih untukmu yang telah menggoreskan gita cinta begitu luar biasa.
  
Kuatkan hati ini untuk menghadapinya Tuhan. Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, kali ini tolong jangan lagi kau letakkan hatiku pada orang yang salah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar